Aku di Expo 2025, Terinspirasi Arsitek Jepang di Osaka dan Kyoto

Pengalaman Pribadi dalam Perjalanan ke EXPO Osaka 2025

EXPO Osaka 2025 menjadi tujuan yang sangat istimewa, baik bagi dunia secara keseluruhan maupun bagi para pelaku di dalamnya. Tidak hanya bagi negara-negara yang ingin berpartisipasi, tetapi juga bagi warga negara yang mengurus acara ini, serta bagi calon pengunjung seperti saya sendiri. Bahkan bagi semua orang di seluruh dunia, meskipun tidak bisa hadir langsung, EXPO ini memiliki makna yang luar biasa.

Sebelum mendapatkan informasi dari IAI (Ikatan Arsitek Indonesia) tentang perjalanan untuk mengunjungi EXPO Osaka 2025, saya sudah merencanakan perjalanan ke sana bersama anak saya, Michelle, yang tinggal di Tokyo sejak tahun 2027. Namun, karena kami berdua memiliki jadwal kerja yang padat, akhirnya kami sepakat untuk bertemu di Osaka pada bulan September atau Oktober, ketika suhu mulai turun dan musim gugur tiba.

Karena tanggal belum pasti, Michelle harus pergi ke Okinawa selama sebulan, sedangkan saya telah menetapkan rencana perjalanan pada akhir September hingga awal Oktober. Sayangnya, Michelle tidak bisa ikut ke Osaka karena dia sedang bersama teman-temannya. Meski sedikit kecewa, saya tetap memutuskan untuk pergi ke Osaka, sebelum ada trip resmi dari IAI.

Baca Juga  Cara Sederhana Naik Kereta Api Jakarta ke Bandung Hanya Rp16.000, Baca di Sini

Saya akhirnya memutuskan untuk mengikuti trip IAI tanpa harus ke Tokyo terlebih dahulu, langsung menuju Osaka dengan bantuan pihak IAI. Meski ada beberapa kekecewaan dan keraguan, saya yakin ini adalah kesempatan penting untuk mencari inspirasi dari berbagai negara.

Masalah yang Sering Muncul Saat Berpergian dengan Kursi Roda

Masalah pertama yang saya khawatirkan adalah ketersediaan hotel yang ramah kursi roda. Dalam pengalaman saya berkunjung ke Jepang tiga kali setahun untuk menjenguk anak saya, tidak semua hotel dapat menerima kursi roda karena ruangan terlalu sempit. Biasanya, hanya hotel bintang lima yang memiliki fasilitas yang memadai.

Selain itu, naik turun ke stasiun menggunakan elevator akan sangat menyulitkan tim IAI yang terdiri dari 30 orang. Ini bisa memperlambat perjalanan dan membuat saya merasa tidak nyaman jika harus berjalan bersama rombongan besar.

Transportasi umum di Jepang memang cukup ramah terhadap kursi roda, tetapi dalam kondisi rombongan besar, prosesnya akan lebih rumit. Saya harus datang lebih dulu ke kantor stasiun untuk meminta bantuan dengan slooper atau ramp mobile. Jika dalam rombongan besar, petugas stasiun harus menelpon petugas tujuan untuk dijemput, yang bisa memakan waktu cukup lama.

Baca Juga  PSPP Jogja Praktek Terbang Angkatan Juli 2019

Pemilihan Maskapai Penerbangan yang Tidak Mudah

Pemilihan maskapai penerbangan juga menjadi tantangan tersendiri. Ada dua alternatif: menggunakan maskapai Jepang seperti Japan Airlines (JAL) atau All Nippon Airways (ANA), yang biasa saya gunakan. Namun, saya harus turun di Tokyo, mengambil bagasi, lalu naik kembali ke Osaka dengan maskapai lokal. Ini sangat menyulitkan karena harus membawa kursi roda dan koper.

Alternatif lain adalah menggunakan maskapai asing, tergantung rute dan budget. Semakin banyak transit, semakin murah harganya, tetapi juga semakin melelahkan. Misalnya, perjalanan Jakarta-Osaka dengan transit bisa mencapai 20 jam, dengan harga tiket sekitar 5 juta rupiah. Saya memilih Singapore Airlines dengan transit singkat di Changi Airport, sehingga total waktu penerbangan sekitar 12 jam. Harga tiketnya pun mencapai sekitar 12 juta Rupiah.

Meski mahal, saya memahami bahwa ini adalah harga yang harus dibayar. Pertama, karena Singapore Airlines termasuk salah satu maskapai terbaik di dunia. Kedua, karena masa EXPO Internasional yang melibatkan 62 negara, semua biaya pasti akan meningkat.

Baca Juga  Jadwal Bus AKAP Bali ke Jawa Senin (28/7), Cek Harga Tiket!

Pengalaman Menyaksikan EXPO dan Kunjungan ke Osaka serta Kyoto

Akhirnya, saya berhasil bergabung dengan rombongan IAI untuk mengikuti EXPO Internasional 2025 di Osaka. Kami juga melakukan tour ke beberapa distrik di Osaka dan Kyoto, melihat bangunan-bangunan keren karya arsitek Jepang ternama. Selain itu, kami diberi kesempatan untuk berkunjung ke kantor Nikken Sekkei, konsultan Jepang terkenal, untuk berdiskusi tentang dunia arsitektur yang sedang marak saat ini.

Ini adalah kesempatan yang tidak bisa saya lewatkan. Jika pergi sendiri, saya tidak mungkin bisa melakukan kunjungan ini karena transportasi yang jauh dan lokasi yang cukup jauh dari mana-mana.

Kesimpulan

Perjalanan ini memang penuh tantangan, tetapi semua harus dilewati. Dengan rombongan teman-teman arsitek, saya berharap bisa mendapatkan banyak inspirasi dari EXPO Osaka 2025 dan melihat konsep-konsep arsitektur Jepang yang luar biasa dari para desainer ternama.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

error: Content is protected !!