Wisatawan ke Sumsel Naik 57,33%, ASITA: Peluang Besar

,PALEMBANG — Jumlah perjalanan wisatawanNusantara tujuan Sumatra Selatan (Sumsel) menunjukkan perkembangan yang menggembirakan pada tahun ini.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, jumlah kunjungan wisatawan lokal (wisnus) ke Sumatra Selatan selama periode Januari hingga Juli 2025 telah mencapai 15,55 juta orang.

Realisasi tersebut mengalami kenaikan hingga 57,33% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2024 lalu. Bahkan, jika diperbandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya, angka pada tahun ini menjadi yang terbesar.

Sedangkan detail perjalanan wisatawan nusantara ke Sumsel pada tahun 2020, dari bulan Januari hingga Juli mencapai 2,97 juta orang, kemudian pada tahun 2021 sebanyak 3,81 juta, dan di tahun 2022 mencapai 5,09 juta.

Berikut adalah beberapa variasi dari kalimat tersebut: 1. Pada tahun 2023, tercatat sebanyak 6,30 juta wisatawan nusantara yang berkunjung ke Sumatra Selatan, dan pada tahun 2024 lalu jumlahnya meningkat menjadi 9,88 juta. 2. Tercatat 6,30 juta wisnus mengunjungi Sumsel pada 2023, sedangkan pada 2024 jumlahnya mencapai 9,88 juta. 3. Jumlah wisnus yang menuju Sumsel pada 2023 adalah 6,30 juta, dan naik menjadi 9,88 juta pada 2024. 4. Pada tahun 2023, sebanyak 6,30 juta wisatawan lokal datang ke Sumsel, sementara pada 2024 jumlahnya meningkat menjadi 9,88 juta. 5. Dalam kurun waktu 2023, terdapat 6,30 juta wisnus yang berkunjung ke Sumatra Selatan, dan pada 2024 jumlahnya mencapai 9,88 juta.

Baca Juga  Tawarkan Layanan Operasi Modern, Rumah Sakit Yogya Bidik Pasar Wisata Medis

Ketua DPD Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Sumsel Feby Yoland Effendy melihat peningkatan jumlah pengunjung sebagai tanda baik bahwa potensi pariwisata daerah semakin diminati.

Menurutnya, hal tersebut memiliki kemungkinan besar untuk membuka kesempatan luas dalam memperluas pasar serta memperkenalkan destinasi baru di Bumi Sriwijaya.

“Ini juga menjadi kesempatan untuk memperpanjang durasi kunjungan wisatawan, sehingga menciptakan dampak ekonomi yang lebih luas,” katanya kepadaBisnis, Selasa (9/9/2025). 

Namun, Feby tidak menyangkal bahwa pelaku usaha pariwisata di Sumsel masih menghadapi berbagai kendala. Termasuk dalam memikat para pengunjung.

Beberapa di antaranya merupakan tantangan dalam meningkatkan kualitas pelayanan, infrastruktur pendukung, digitalisasi, serta objek wisata yang ada.

Menghadapi hal tersebut, pihaknya menyatakan telah aktif berkomunikasi dan bekerja sama dengan pemerintah daerah, khususnya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam penyelenggaraan jasa pariwisata.

“Kami telah mengajukan program pelatihan pelayanan unggul dan sertifikasi bagi SDM pariwisata, perbaikan jalan menuju serta di lokasi wisata, serta mengusulkan penyelesaian fasilitas umum di area objek wisata,” ujarnya.

Baca Juga  9 Jenis Penipuan yang Mengancam Wisatawan Luar Negeri

Feby menyampaikan bahwa para pelaku usaha pariwisata di Sumsel juga telah mengajukan kepada pemerintah untuk kembali mengaktifkan polisi wisata.

Tindakan tersebut selaras dengan isu yang masih menjadi perhatian di lapangan, yaitu maraknya individu-individu yang sering mengganggu di tempat-tempat tujuan wisata.

“Telah disampaikan langsung kepada pemerintah, dan kami juga mengusulkan hal-hal lain seperti pembayaran parkir secara digital, serta memasang informasi tarif parkir yang berlaku di lokasi wisata,” katanya.

Ia menambahkan, guna menarik perhatian para wisatawan, pihaknya terus mengembangkan inovasi dalam paket-paket wisata. Mulai dari wisata budaya, kuliner,sport tourism, hingga desa wisata. 

“Maka para wisatawan juga dapat memperoleh pengalaman yang lebih beragam dan asli,” tambahnya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses

error: Content is protected !!