Bisa jadi Anda telah sering kali mengetahui nasihat pakarnya tentang gaya hidup sehat yang menyebutkan dampak negatif dari perilaku tidak baik bagi tubuh. Meski kadang-kadang tampaknya monoton hingga menjengkelkan, nyatanya ada di antara kita yang merasa tak mampu untuk melakukan perubahan tersebut.
Habit seperti terlalu banyak tidur atau mengonsumsi makanan jصند
unk food
, atau kabur dari keseharian yang baik kerapkali jadi cara lari dari permasalahan yang belum terselesaikan. Akan tetapi, cukup vital bagi kita menyadari jika terdapat berbagai macam perilaku sederhana tersebut, sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh beberapa pakar seperti dari
Harvard Health
, dapat memiliki dampak negatif pada otak kita. Kebiasaan tersebut mungkin akan menambah tingkat kesedihan, kelelahan, serta mengganggu konsentrasi (
brain fog
).
Berdasarkan artikel di Your Tango pada hari Rabu (09/04), berikut adalah 11 kebiasaan sehari-hari yang dapat menghancurkan otak:
1. Terus-menerus Menyuarakan Kekurangan Diri Sendiri
Mengucapkan hal-hal negatif mengenai diri sendiri, entah itu batin atau terdengar oleh pendengar, dapat merangsang tingkat stres ekstra pada otak. Menurut psikoterapis Amy Morin, perilaku tersebut memiliki potensi untuk menciptakan rasa cemas dan bahkan depresi.
Langkahnya dimulai dari pengakuan saat Anda menyalahkan diri sendiri. Alih-alih menggunakan pernyataan yang bersifat negatif, gunakan kata-kata pujian pada diri Anda, khususnya sewaktu Anda bercermin atau membicarakan hal-hal tentang diri Anda.
2. Terlalu Lama Tinggal dalam Kamar Gelap
Kekurangan ekspos terhadap cahaya matahari dapat menyebabkan penurunan tingkat serotonin, yaitu hormon yang sangat berpengaruh pada mood seseorang. Jika kita selalu ada di lingkungan gelap tanpa henti, hal itu mungkin merangsang perasaan lesu, kesedihan, serta memburuknya kondisi masalah kesehatan mental.
Usahakan menyisihkan waktu sekedar untuk berada di alam terbuka, meski cuma beberapa menit setiap hari. Keuntungan ini tidak hanya baik bagi emosi Anda, tapi juga dapat mengurangi resiko stroke, serangan jantung, serta kegemukan.
3. Asupan Kafein Berlebih
Kafein pada tingkatan tertentu dapat memberikan manfaat seperti meringankan rasa pusing akibat migrain. Akan tetapi, apabila diminum secara berlebihan (melebihi 400 mg atau kurang lebih dua gelas kopi), hal ini bisa menimbulkan efek negatif seperti gangguan kecemasan, sulit tidur di malam hari, dan bahkan sakit kepala. Sebaiknya jangan sama sekali meninggalkan asupan kafein, melainkan kelola penggunaannya supaya masih terjaga dalam ambang yang aman.
4. Segera Bermain Ponsel Setelah Terbangun dari Tidur
Membuka ponsel secara instan untuk menjelajahi media sosial saat baru bangun bisa menghambat kreativitas serta produktivitasmu, selain itu juga dapat menambah tingkat stres bahkan sebelum kamu sepenuhnya sadar.
5. Memutar Musik Terlalu Bising oleh
Headphone
Tentu saja musik mampu meningkatkan mood, tetapi apabila volume-nya begitu keras serta dijalankan tanpa henti, hal itu berpotensi merusak pendengaran secara kekal dan membuat beban bagi otak. Sebaiknya gunakan dengan bijaksana.
eadphone
tenang sejenak dan beristirahatlah setelah menggunakannya selama beberapa jam.
6. Terlalu Sering Menyaksikan Konten Berita yang Mencekam
Terusan informasi yang selalu menerima kabar buruk bisa mengarah pada stres jangka panjang serta menempatkan pikiranmu secara tetap di posisi “waspadai ancaman”. Hal ini bisa menciptakan rasa cemas dan depresi, sementara juga meningkatkan ketakutan berlebih tentang lingkungan sekeliling kamu. Tetapkan durasi maksimal untuk membaca berita setiap hari dan kurangi paparan terhadap materi yang bersifat negatif.
7. Kurang Tidur Atau Terlalu Banyak Tidur
Kurang tidur dapat menggangu bagian otak yang bertanggung jawab atas memorinya dan proses belajar. Di sisi lain, terlalu banyak tidur pun bisa menimbulkan masalah pada ritme normal otak serta berkaitan dengan beberapa disfungsi.
mood
. Cobalah untuk tidur antara 7-9 jam setiap malam, serta pertahankan kekonsistenan waktu tidur Anda.
8. Menjauhkan Diri dari Interaksi Sosial
Interaksi sosial tak sekadar tentang berada di tengah-tengah lingkaran teman-teman, melainkan juga sebagai olahraga bagi pikiran. Berdasarkan studi, kekurangan interaksi sosial bisa mendorong cepatnya menurunnya kemampuan kognitif seseorang. Meski kadang Anda merasa letih secara emosi, usahakan untuk tetap menjalin komunikasi dengan orang-orang disekitar Anda walaupun cuma singkat saja.
9. Kurang Aktif dalam Gerakan atau Olahraga
Olahraga tak cuma baik buat badan, tetapi juga bisa memperbaiki kemampuan berpikir serta mood kamu. Sampai perjalanan singkat selama lima menit atau latihan ringan saja sudah cukup untuk memberikan efek positif. Pilih kegiatan yang pas sama situasi dan pola hidupmu.
10. Melewatkan Sarapan
Memakan sarapan sangat berarti bagi keseimbangan glukosa dalam darah dan juga menyediakan tenaga yang diperlukan oleh otak agar bisa fokus dengan baik dan berkonsentrasi secara efektif.
Apabila menghadapi kesulitan dalam menyiapkan sarapan, coba pilih makanan yang simpel seperti buah-buahan, roti whole wheat, atau yogurt.
smoothie
yang bisa dibawa bepergian.
11. Kekurangan Konsumsi Air Mineral
Dehidrasi bisa memicu sakit kepala, mengganggu konsentrasi, serta menaikkan tingkat kekhawatiran. Otak amatbergantung pada kondisi terhidrasi agar bekerja optimal. Kamu perlu memastikan asupan cairan yang mencukupi seluruh hari, apalagi ketika sedang aktif atau suhu ekstrem akibat cuaca panas. (*)