Berseberangan dengan Jakarta Pertamina Enduro, Junaidu Santi tetap menyadari betul bahwa dirinya membutuhkan banyak pembelajaran meskipun memiliki ambisi untuk berkarya di luar negeri, seperti halnya dukungan dari Bulent Karslioglu yang menilai dia sebagai atlet bertalenta.
Salah satu faktor penting dalam kemenangan Pertamina Enduro yang melakukan rebound melawan Gresik Petrokimia di babak semifinal Proliga 2025 di Sritex Arena, Solo, Jawa Tengah, pada hari Jumat (2/5/2025) adalah kontribusi besar dari permainan Santi.
Tertinggal 0-2, tim asuhan Bulent Karslioglu mampu perlahan bangkit.
Setelah babak kewalahan dia dua set pembuka dan nyaris kalah karena penerimaan yang buruk, Santi turut memperbaiki performa dia.
Pemain yang berumur 17 tahun tersebut semakin fokus untuk mengeksekusi serangan dan akhirnya sukses melaksanakan tanggung jawabnya. Hal ini pun membantu Pertamina memperoleh skor berturut-turut berkat tembakan kuat miliknya.
Karslioglu dengan penuh penghargaan memuji usaha keras Santi, sekaligus menyebutkan bahwa dia juga menderita demam berkepanjangan selama dua hari.
Sebaliknya, sang pelatih yang berasal dari Turki tersebut tetap mengawasi potensi si pemain dan akan mendukung karirnya jika ia ingin merintis di luar negeri.
“(Santi ke luar negeri), mengapa tidak?” tutur Karslioglu kepada awak media termasuk .
“Banyak orang fokus pada hasil tapi jangan lupa bahwa kita juga harus perhatikan regenarsi, munculnha pemain baru, pengembangan pemain.”
Karslioglu juga berharap para penggemar voli mulai melihat dan menaruh perhatian pada Santi yang juga berpotensi menjadi penerus Megawati Hangestri Pertiwi.
Saya terus-menerus berbicara mengenai Santi karena dia kurang diperhatikan.
Seluruh pecinta olahraga bola voli cenderung mengamati lebih pada Megawati, Megawati, dan Megawati. Ini wajar, sebab Mega telah merintis karir di luar negeri.
“Tetapi jangan lupakan bahwa Indonesia juga memiliki Santi yang sangat bernilai dan berpotensi,” katanya.
Dijumpai secara terpisah, Santi malahan bersikukuh rendah hati ketika mendengarkan puji-puji dari sang pelatih.
Dia tidak menyangkal adanya ambisi untuk berkariernya di volley liga luar negeri.
Namun, Santi juga mengakui bahwa dia masih mempunyai berbagai kelemahan khususnya dalam hal penerimaan.
Meski berada pada posisi yang berlawanan dan bergeser menjadi spiker luar, Santi tetap mengalami kelemahan dalam hal menerima servis lawan.
Berbagai kali Gresik Petrokimia mengejarnya selama servis dan menyumbang skor pada pertandingan hari ini.
“Syukur Alhamdulillah performanya meningkat hari ini, dia selalu memberikan dorongan pada saya,” ujar Junaidi Santi.
Ingin pergi ke luar negeri tentu saja ada, namun saya rasa belum waktunya.
Sebab saat ini saya ditempatkan pada jabatan OH, tentunya perlu mampu untuk menerima dengan baik, oleh karena itu saya harus terus mengasah kemampuan.
Saya masih mempunyai berbagai kelemahan. Performa servis serta penerimaan saya belum optimal.
Bagi tujuan yang lebih mendekat, Santi berniat untuk menumpukan fokusnya pada Proliga. Setidaknya dalam dua tahun kedepan, sambil menginjak usia 20 tahun, ia berkeinginan agar dapat meningkatkan performanya dengan signifikan.
“Sasaran kemungkinan dua tahun ke depan, saya berharap dapat meningkatkan permainan saya dengan lebih baik lagi,” katanya.



